top of page

Tantangan Utama Transformasi Digital Industri di Indonesia 2026: Strategi dan Solusi

  • Writer: Machine Vision Indonesia
    Machine Vision Indonesia
  • Sep 11
  • 3 min read

tantangan transformasi digital industri indonesia 2026

Transformasi digital industri di Indonesia menghadapi sejumlah kendala signifikan. Mengidentifikasi dan mengatasi tantangan ini secara proaktif akan menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing industri. 


  1. Konektivitas dan Kesiapan Infrastruktur (4G/5G, Edge, Data Center) 

    Penggunaan jaringan 5G memang sudah mulai diterapkan, namun pengguna nya masih terbatas. Laporan GSMA memperkirakan, hanya 3% koneksi di Indonesia yang menggunakan 5G, meningkat ke 32% pada 2030. Saat ini, mayoritas koneksi masih menggunakan 4G. Kondisi ini menantang bagi industri real-time seperti predictive maintenance atau otomasi pabrik, yang membutuhkan latency rendah. 


  1. Cybersecurity dan Ketahanan Operasional

    Serangan siber, termasuk ransomware terhadap Pusat Data Nasional, menjadi alarm bagi sektor industri dan pemerintahan. BSSN mencatat anomali trafik siber hingga 6,7 miliar hingga Mei 2025, mendandakan adanya kenaikan aktivitas jahat secara masif. Ini mempertegas pentingnya strategi zero-trust, SOC, dan kesiapsiagaan insiden yang matang. 


  1. Kepatuhan dan Tata Kelola Data (UU PDP) 

    Sejak UU Perlindungan Data Pribadi berlaku di akhir 2024, industri bersiap menghadapi aturan pelaksana (PP, Perpres, pejabat otoritas) yang masih dalam pengesahan. 81% perusahaan belum memiliki Data Protection Officer (DPO) dan 67% perusahaan masih kesulitan memenuhi persyaratan hak pemilik data, seperti penghapusan atau akses data secara real-time. 


  1. Kesenjangan Talenta Digital dan Kapabilitas Data atau AI 

    Pemerintah memperkirakan kebutuhan talenta digital hingga 9 juta secara kumulatif hingga 2030. Industri, terutama manufaktur dan pertambangan kelangkaan SDM seperti data engineer, OT engineer, dan cybersecurity analyst yang dapat menghambat perusahaan dalam adopsi solusi digital dalam industri. 


  1. Interoperabilitas IT/OT dan Legacy Sistem Lama

    Banyak industri masih bergantung pada sistem lama: PLC/SCADA klasik, data manual, dan log Excel. Menyatukan nya ke berbagai platform digital seperti MES, CMMS, serta IIoT membutuhkan standarisasi data, integrasi OPC-UA/MQTT, dan perubahan proses kerja yang holistik. 


Apa Artinya bagi Perusahaan Industri?

Menghadapi tantangan di atas, perusahaan industri tidak bisa sekedar reaktif. Perusahaan perlu menyiapkan langkah strategis transformasi digital tidak berhenti di wacana.

Beberapa rencana yang perlu dilakukan perusahaan: 

  • Security & Compliance by Design 

    Keamanan siber dan kepatuhan terhadap UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) harus menjadi fondasi sejak tahap awal desain sistem. Pendekatan security dan compliance by design meliputi: 

    • Inventarisasi dan klasifikasi data 

    • Penerapan enkripsi dan logging

    • Pengaturan Recovery Time Objective (RTO) dan Recovery Point Objective (RPO) 

    • Penyusunan incident response playbook 

    Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa meminimalkan risiko kebocoran data dan memperkuat kepercayaan pelanggan. 


  • Mulai dari Use Case dengan ROI Cepat 

    Banyak perusahaan terjebak pada proyek digitalisasi tanpa hasil nyata. Padahal, dengan strategi yang efektif bisa memulai dengan use case dengan ROI cepat, seperti: 

Strategi ini sejalan dengan tren efisiensi yang disoroti dalam e-Conomy SEA 2024. 


  • Bangun Fondasi Data Industri yang Kuat

    AI dan analitik cangggih tidak akan memberi hasil maksimal jika tanpa fondasi data yang solid. Perusahaan industri perlu: 

    • Standarisasi tag, waktu, dan konteks data 

    • Menetapkan struktur asset hierarchy sesuai standar ISA-95 

    • Menggunakan protokol interoperable seperti OPC-UA atau MQTT 

    Langkah ini memastikan integrasi IT/OT berjalan mulus dan siap mendukung implementasi AI dalam industri. 


  • Talenta Digital dan Change Management 

    Salah satu hambatan terbesar dalam digitalisasi industri adalah adanya kesenjangan talenta digital. Perusahaan perlu menggabungkan strategi upskilling operator, planner, dan maintainer dengan pendekatan embedded coaching. 

    Selain itu, menjalin kemitraan dengan universitas, bootcamp, atau program pelatihan industri akan mempercepat penyediaan tenaga kerja yang siap digital dan menghadapi tantangan industri 4.0. 


  • Jaringan Private LTE/5G untuk Industri 

    Konektivitas menjadi kunci utama dalam mendukung transformasi digital. Untuk sektor kritis seperti pertambangan, pelabuhan, dan pabrik skala besar, jaringan private LTE/5G bisa menjadi solusi. 

    Teknologi ini memastikan latency rendah dan reliabilitas tinggi yang sangat dibutuhkan untuk sistem real-time seperti MES, SCADA modern, dan IoT Industri. 


Kesimpulan

Transformasi digital industri Indonesia 2026 menghadapi tantangan besar: infrastruktur, keamanan siber, kepatuhan, talenta digital, hingga integrasi IT/OT. Perusahaan perlu menyusun strategi digitalisasi industri yang terukur agar tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul di pasar global. 


Tidak perlu bingung mencari mitra transformasi digital. Sebagai mitra terpercaya industri dalam transformasi digital, Machine Vision Indonesia membantu perusahaan dalam membangun solusi smart manufacturing yang tepat dan sesuai kebutuhan operasional. Hubungi kami untuk konsultasi gratis dan temukan strategi digitalisasi terbaik bagi industri Anda.

Comments


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page