top of page
Search
Writer's pictureMachine Vision Indonesia

5 Prediksi Tren Industri Manufaktur di Tahun 2023


prediksi industri manufaktur di tahun 2023

Saat memasuki tahun baru, kita akan melihat beberapa tren industri manufaktur dari beberapa bulan terakhir berlanjur dan meningkat, serta perkembangan lain dari industri ini. Bisnis yang meluangkan waktu untuk memahami dan mengadopsi tren ini akan memanfaatkan peluang yang dihasilkan.


Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan ditengah ketidakpastian. Pada Desember 2022, PMI Manufaktur Indonesia ditutup di angka 50,9 yang berhasil naik dibandingkan bulan sebelumnya, dan berdasarkan survei S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia berada di fase ekspansif selama 16 bulan berturut-turut sejak September 2021.


Optimisme akan pertumbuhan positif dari industri ini, pelaku bisnis harus mulai mempertimbangkan lima tren penting ini untuk memahami tren industri manufaktur kedepannya.


1. Berinvestasi pada Teknologi

Manufaktur telah berinvestasi pada teknologi di beberapa tahun ini. Perusahaan dengan kematangan digital menunjukkan ketahanan yang besar begitupula dengan perusahaan yang mempercepat digitalisasi selama pandemi.

Perusahaan perlu memahami pentingnya transformasi digital dengan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Faktanya, dari riset yang dilakukan Machine Vision, perusahaan belum melakukan transformasi digital dimana sebanyak 64,8% responden menyatakan bahwa SDM belum siap. Melansir dari riset Deloitte, perusahaan manufaktur berencana fokus investasi di teknologi terutama di 3 bidang teknologi, yaitu, Robot dan Otomatisasi, Data Analytics, dan platform IoT.


2. Akuisisi dan Retensi Tenaga Kerja

Seperti kebanyakan industri saat ini, industri manufaktur juga mengalami kesulitan dalam akuisisi maupun retensi tenaga kerja. Pengaruh dari pandemi dan keterbatasan supply chain membuat perusahaan mengurangi efisiensi dan margin operasional. Perusahaan manufaktur berusaha mencari pendekekatan untuk mengakuisisi dan mempertahankan tenaga kerja seperti:

  • Menawarkan upah dan tunjangan kompetitif

Kurangnya tenaga kerja yang berkualitas memaksa lebih banyak perusahaan manufaktur mempertimbangkan kenaikan upah. Meskipun industri secara historis memiliki upah dasar yang lebih tinggi untuk pekerja produksi, industri yang bersaing seperti pergudangan dan ritel meningkatkan upah lebih cepat daripada manufaktur.

  • Upskilling dan Reskilling Tenaga Kerja

Karena penggunaan teknologi digital berkembang di seluruh sektor manufaktur, tenaga kerja meningkat membutuhkan keterampilan teknis dan digital tingkat lanjut. Perusahaan dapat melakukan pelatihan ulang dengan ahli di bidangnya, atau menggunakan teknologi imersif seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) agar pelatihan di lingkungan yang aman dan terbebas dari risiko kerusakan.


3. Supply Chain yang Sigap

Permasalahan supply chain diperparah saat pandemi melanda. Dengan ini perusahaan perlu mengembangkan rantai pasokan yang sigap untuk mengatasi ketika ada gangguan seperti bencana alam, masalah geopolitik, perang, atau pandemi di masa depan. Dengan perencanaan strategis dan proaktif dapat membantu meminimalkan masalah rantai pasokan di masa mendatang, melindungi perolehan pendapatan, dan memastikan pengiriman pesanan ke pelanggan tepat waktu.


4. Smart Factory

Perusahaan manufaktur kemungkinan akan terus maju bertransformasi ke smart factory. Dengan meningkatnya konektivitas melalui cloud, edge computing, dan 5G maka perusahaan manufaktur perlu bermitra dengan perusahaan teknologi agar penerapan berjalan lancar.

Begitu membangun inti digital, pabrikan berinvestasi dalam teknologi disruptif seperti augmented reality (AR), artificial intellegence (AI), Internet of Things (IoT), additive manufacturing, blockchain, dan analitik lanjutan. Bahkan industri menggunakan teknologi tambahan seperti virtual reality (VR) untuk melatih karyawannya.


5. Fokus pada CSR

Konsumen sekarang tidak puas hanya dengan kualitas produk dengan harga wajar. Saat ini masyarakat telah menuntut perusahaan lebih peduli sosial mulai dari masalah lingkungan hingga mendukung komunitas lokal. Perkembangan corporate social responsibility (CSR) yang pesat memerlukan pemantauan ketat di tahun 2023 bagi perusahaan manufaktur. Akibatnya, perusahaan mencari cara mengurangi sampah, dan organisasi berfokus pada pengurangan emisi karbon. Selain itu, kepedulian terhadap karyawan, keluarga mereka, dan masyarakat sekitar seperti dukungan, keuangan, pemberian waktu, atau manfaat kreatif meningkatkan citra perusahaan sebagai korporat yang bertanggung jawab dan peduli.

Manufaktur yang peduli terhadap hal ini akan membangun reputasi positif, tidak hanya sebagai tempat yang baik untuk berbisnis, juga sebagai pemberi kerja yang menarik.


Manufaktur yang memilih untuk mengimplementasikan beberapa atau semua tren teratas ini, menantikan tahun baru untuk memposisikan diri jauh di depan persaingan. Dengan masing-masing datang banyak peluang untuk meningkatkan produk dan layanan, meningkatkan daya tarik dan retensi karyawan, dan menjadi anggota komunitas yang berkontribusi dan dihormati.




Comments


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page