Efisiensi dalam manufaktur sangat penting, terutama di era industri 4.0. Hal ini dimulai dengan persiapan yang tepat dan proses yang hemat biaya. Salah satu langkah kunci untuk mencapai efisiensi adalah melalui perencanaan produksi. Perencanaan produksi memainkan peran penting dalam proses manufaktur. Jika tidak dilakukan dengan benar, dapat menimbulkan berbagai masalah dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki rencana produksi yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja.
Di artikel ini, kami akan membahas apa itu production planning, tujuan utama, dan solusi yang dapat membantu perusahaan mengoptimalkan proses produksinya.
Definisi Production Planning
Production planning adalah proses merancang strategi untuk pembuatan produk dan layanan perusahaan. Mencakup bagaimana barang akan diproduksi, perkiraan permintaan, dan kebutuhan produksi seperti bahan atau tenaga kerja.
Secara umum, perencanaan produksi merinci tujuan produksi perusahaan, menetapkan bagaimana keberhasilan diukur, dan menyertakan jadwal untuk memastikan produk dibuat tepat waktu sesuai dengan perkiraan permintaan. Rencana produksi harus mempertimbangkan semua aspek operasional dalam manufaktur.
Elemen utama yang ditemukan di production planning adalah:
Target Produksi
Proses Manufaktur
Kebutuhan Tenaga Kerja dan Peralatan
Tujuan & KPI
Jadwal Produksi
Analisis Pasar
Perkiraan Permintaan
Jumlah Bahan yang Dibutuhkan
Perencanaan produksi memungkinkan produsen mengoptimalkan proses dan mengurangi waktu tunggu sebelum produksi dimulai atau sebelum melakukan investasi besar. Hal ini mengurangi risiko overproduksi atau kekurangan stok, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pekerjaan produksi selesai tepat waktu dan memenuhi standar yang diharapkan pelanggan.
Apa Production Plan?
Production plan merupakan hasil akhir dari perencaan produksi. Dokumen ini menjelaskan detail tiap langkah dalam proses produksi yang telah direncanakan sebelumnya. Production plan ini sebagai panduan produksi produk dan memberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang dibutuhkan untuk melakukannya.
Dengan memiliki production plan yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa proses produksi berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan standar yang diharapkan.
Perbedaan Production Planning dan Production Scheduling
Perencanaan produksi dan penjadwalan produksi mengelola tahap yang berbeda dalam proses manufaktur.
Simak perbedaan di tabel ini:
Aspek | Production Planning | Production Scheduling |
Tujuan | Menyusun rencana umum bagaimana produksi dilakukan | Mengatur waktu dan langkah spesifik untuk menjalankan produksi |
Tingkat Detail | Gambaran umum mencakup strategi & kebutuhan | Detail teknis termasuk waktu, tanggal, dan sumber daya |
Fokus | Strategi dan tujuan secara keseluruhan | Implementasi dan operasional |
Waktu | Sebelum produksi dimulai | Saat produksi dimulai dan berlanjut |
Kompleksitas | Lebih mudah, lebih strategis | Lebih kompleks, terutama beberapa produk |
Tantangan dalam Production Planning & Cara Mengatasinya
Industri manufaktur terus berkembang, menghadapi peningkatan kerumitan produksi sebesar 20-30% terutama akibat perubahan pasar global dan kemajuan teknologi yang cepat (sumber: McKinsey & Company). Selain itu, pandemi COVID-19 memperlihatkan kelemahan dalam rantai pasokan global, yang menyebabkan keterlambatan rata-rata 18-20 minggu dalam pasokan bahan (sumber: Institute for Supply Management), menegaskan pentingnya strategi perencanaan yang tangguh.
Beberapa tantangan yang dihadapi adalah:
Ketidakpastian Permintaan
Ketidakpastian dalam memprediksi berapa banyak produk yang dibutuhkan sering kali menyebabkan overproduksi atau kekurangan stok. Overproduksi bisa mengakibatkan barang tidak terjual, sementara kekurangan stok bisa menghambat produksi.
Solusi: Gunakan solusi production planning dengan fitur prediksi permintaan berbasis data. Dengan menganalisis data historis dan tren pasar, perusahaan dapat memprediksi kebutuhan produk dengan lebih akurat, sehingga mengurangi risiko overstocking atau understocking.
Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan bahan, peralatan, atau tenaga kerja dapat menyebabkan keterlambatan atau penghentian produksi, serta peningkatan biaya.
Solusi: Implementasikan sistem manajemen sumber daya yang terintegrasi dengan solusi production planning. Sistem ini membantu mengalokasikan sumber daya lebih efisien dan memberikan peringatan dini jika ada kekurangan, memungkinkan perusahaan untuk segera bertindak.
Kompleksitas Penjadwalan
Penjadwalan produksi mencakup koordinasi tugas seperti penugasan mesin dan alokasi tenaga kerja untuk memenuhi tenggat waktu. Gangguan dalam jadwal dapat menyebabkan ketidakefisienan produksi.
Solusi: Gunakan solusi production planning dengan penjadwalan dinamis yang memungkinkan penyesuaian jadwal secara real-time. Fitur seperti tampilan kanban dan urutan produksi membantu mengoptimalkan alur kerja, memastikan produksi tetap berjalan sesuai rencana.
Gangguan Supply Chain
Faktor eksternal seperti keterlambatan pengiriman bahan, masalah transportasi, atau bencana alam dapat mengganggu rantai pasokan, mempengaruhi ketersediaan bahan, dan menyebabkan keterlambatan produksi.
Solusi: Integrasikan supply chain dengan solusi production planning. Ini memungkinkan komunikasi langsung dengan pemasok dan pembaruan real-time tentang status pengiriman bahan, membantu mengantisipasi dan mengatasi gangguan lebih cepat.
Masalah Quality Control
Menjaga kualitas produk yang konsisten sangat penting. Kesalahan dalam kontrol kualitas bisa menghasilkan produk cacat yang merugikan.
Solusi: Gunakan solusi yang memantau kualitas produksi secara otomatis. Data yang dikumpulkan dari berbagai tahap produksi memungkinkan perusahaan mendeteksi dan memperbaiki masalah kualitas lebih awal, mengurangi risiko produk cacat.
Kelebihan Production Planning
Perencanaan produksi yang baik bisa membantu perusahaan menekan biaya produksi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan tentunya menambah keuntungan. Berikut beberapa kelebihannya:
Proses Lebih Efisien
Dengan perencanaan yang tepat, perusahaan bisa mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, material, dan waktu. Hasilnya, produksi bisa berjalan lebih efisien, menghasilkan lebih banyak produk dengan biaya yang sama atau bahkan lebih rendah.
Berkurangnya Biaya Produksi
Dengan menghindari pemborosan sumber daya dan waktu, perusahaan bisa menurunkan biaya produksi. Penghematan ini bisa dilakukan di berbagai aspek, mulai dari penggunaan bahan baku, pengelolaan energi, hingga menurunkan biaya tenaga kerja per unit produk.
Mengurangi Pemborosan
Perencanaan yang baik memungkinkan perusahaan memahami dengan lebih akurat kebutuhan produksi, sehingga bisa mengurangi pemborosan bahan atau waktu. Ini membuat proses produksi lebih produktif dan efisien.
Meningkatnya Kepuasan Pelanggan
Dengan perencanaan produksi yang baik, perusahaan bisa meningkatkan kualitas produk dan memastikan pengiriman tepat waktu. Hal ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan profit perusahaan karena bisa memenuhi permintaan tanpa kehabisan stok atau overproduksi.
Tetap Kompetitif di Pasar yang Dinamis
Di pasar yang cepat berubah, perusahaan harus cepat beradaptasi terhadap perubahan permintaan, teknologi baru, dan faktor eksternal lainnya. Perencanaan produksi yang efektif memberikan fleksibilitas dan struktur yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengorbankan efisiensi atau kualitas.
5 Jenis Production Planning
Master of Production Schedule (MPS)
Rencana yang menentukan apa yang akan diproduksi, kapan diproduksi, dan berapa banyak yang harus diproduksi dalam periode tertentu. Digunakan untuk mengatur produksi barang jadi berdasarkan permintaan pelanggan atau proyeksi penjualan. Ini membantu memastikan bahwa perusahaan memproduksi cukup barang untuk memenuhi permintaan tanpa membuat terlalu banyak stok.
Material Requirement Planning (MRP)
Pendekatan sistematis untuk mendapatkan dan mengelola bahan yang dibutuhkan dalam produksi. MRP membantu pabrik menganalisis permintaan produk jadi dan menentukan bahan baku serta komponen yang diperlukan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Capacity Planning
Bertujuan untuk menyelaraskan kapasitas produksi dengan permintaan yang ditentukan dalam jadwal produksi utama. Dengan menilai ketersediaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan ruang kerja, CRP memastikan produksi berjalan lancar setiap saat.
Just-In-Time
Pendekatan yang bertujuan untuk memproduksi barang hanya ketika dibutuhkan, sehingga meminimalkan persediaan bahan baku dan barang jadi. Dengan JIT, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan mengurangi risiko overstocking, tetapi membutuhkan koordinasi yang ketat dengan pemasok untuk memastikan bahan tiba tepat waktu.
Lean Manufacturing
Pendekatan yang berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses produksi, seperti waktu tunggu, produksi berlebih, dan cacat produk. Lean bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dengan hanya memproduksi apa yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan dalam jumlah yang tepat.
Strategi dalam Production Planning
Make-to-Stock (MTS)
Make-to-stock berarti memproduksi barang untuk disimpan di rak hingga pelanggan membelinya. Ini bermanfaat di industri di mana pelanggan ingin melihat barang sebelum membeli, seperti mobil atau alat musik.
Strategi ini bisa meningkatkan biaya penyimpanan inventaris, jadi perlu peramalan permintaan yang akurat. Pertimbangkan menggunakan software khusus untuk memprediksi dengan lebih baik.
Make-to-Order (MTO)
Make-to-order berarti memproduksi barang hanya setelah ada pesanan dari pelanggan. Strategi ini cocok untuk bisnis yang memproduksi barang unik atau yang memerlukan kustomisasi tinggi karena memastikan produksi sesuai dengan permintaan. Biasanya, waktu pembuatan lebih lama, tetapi biaya penyimpanan lebih rendah.
Assemble-to-Order (ATO)
Assemble-to-order adalah strategi umum untuk perusahaan yang memproduksi barang yang bisa rusak, seperti kue. Perusahaan menyimpan semua bahan mentah yang diperlukan, tetapi hanya merakit produk saat ada pesanan.
Ini membantu mengurangi risiko pemborosan dan barang yang tidak terpakai, meskipun biaya penyimpanan mirip dengan strategi make-to-stock.
Chase
Strategi chase berarti mengikuti permintaan dengan produksi. Barang hanya diproduksi saat ada permintaan, dan produksi meningkat atau menurun sesuai perubahan permintaan. Cocok untuk perusahaan yang memproduksi barang musiman.
Biasanya, strategi ini mengasumsikan tidak ada stok yang tersisa setelah gelombang permintaan berakhir.
Level Production
Sebaliknya dari strategi chase, level production berarti produksi konstan sepanjang tahun dan barang diproduksi dengan jumlah yang sama terlepas dari waktu tahun atau permintaan pelanggan. Strategi ini umum di antara produsen dengan permintaan produk siklikal, seperti produsen papan seluncur salju yang mengetahui bahwa permintaan menurun di musim panas dan meningkat lagi sebelum musim dingin.
Biaya penyimpanan inventaris bisa tinggi, karena bahan masih disimpan penuh meskipun permintaan rendah.
KPI dan Metrik dalam Production Planning
Downtime
Metrik ini melacak persentase waktu di mana produksi tidak berlangsung selama jam operasional yang dijadwalkan. Penyebabnya antara lain kerusakan mesin, penyesuaian alat, dan kecelakaan. Beberapa downtime mungkin diperlukan untuk fungsi seperti maintenance mesin, namun pada umumnya, semakin sedikit downtime, semakin baik.
Setup Time
Dikenal juga sebagai waktu pergantian, ini adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk beralih antar pekerjaan. Waktu persiapan memengaruhi produktivitas keseluruhan karena produksi terhenti selama periode ini. Jadwal produksi harus mempertimbangkan berapa banyak waktu dan usaha yang diperlukan untuk mengonfigurasi kembali produksi untuk setiap pekerjaan, termasuk perubahan pada peralatan, bahan baku, dan tenaga kerja.
Laju Produksi (Production Rate)
Biasanya diukur sebagai jumlah unit yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Membandingkan laju produksi aktual untuk setiap proses dengan laju yang direncanakan dapat membantu bisnis mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta mulai mengatasi masalah.
OEE
Ini adalah ukuran produktivitas manufaktur keseluruhan yang memperhitungkan kualitas, performa, dan ketersediaan. Rumus untuk OEE adalah:
OEE = Availability x Performance x Quality
Baca Panduan Lengkap OEE Disini
Tingkat Cacat dalam Produksi
Ini adalah jumlah atau persentase produk yang tidak lulus pemeriksaan kualitas. Bergantung pada jenis produk dan masalahnya, kemungkinan untuk memperbaiki sebagian barang yang ditolak dengan melakukan pengerjaan ulang, sementara yang lain mungkin perlu dibuang.
Pesanan Tepat Waktu
Keterlambatan produksi bisa mahal baik dalam hal uang maupun reputasi. Menghasilkan produk sesuai jadwal berarti Anda kemungkinan kecil memerlukan pengiriman kilat mahal atau tindakan darurat lainnya untuk memenuhi tenggat waktu. Dan memberikan pesanan tepat waktu membantu menjaga kepuasan pelanggan, yang berarti mereka lebih cenderung untuk terus berbisnis dengan perusahaan Anda.
Mengapa Production Planning Penting di Era Industri 4.0?
Perencanaan produksi sangat penting di era industri 4.0 karena berbagai alasan. Menggunakan teknologi canggih seperti AI dan IoT dalam produksi bisa mengurangi downtime mesin hingga 30-50%, meningkatkan efisiensi hingga 20-30%, dan memperbaiki akurasi ramalan hingga 45% (sumber: Deloitte).
Berikut beberapa poin pentingnya:
Optimisasi Sumber Daya
Perencanaan produksi membantu penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku dengan lebih efisien, mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas.
Integrasi Teknologi
Industri 4.0 dikenal dengan penggunaan teknologi seperti IoT, AI, dan analisis big data. Perencanaan yang baik memastikan teknologi ini dimanfaatkan secara optimal untuk hasil produksi yang maksimal.
Fleksibilitas Produksi
Dengan perencanaan yang baik, perusahaan bisa lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar dan menyesuaikan produksi sesuai kebutuhan.
Keputusan Berbasis Data
Era Industri 4.0 menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan pada data. Dengan perencanaan produksi yang memanfaatkan data real-time, perusahaan bisa terus mengoptimalkan produksi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Peningkatan Kualitas Produk
Analisis data dan perencanaan yang teliti membantu mendeteksi masalah kualitas lebih awal, menghasilkan produk yang lebih baik dan mengurangi biaya perbaikan atau penolakan.
Ketahanan Supply Chain
Perencanaan produksi yang kuat membantu perusahaan mengantisipasi dan mengatasi gangguan dalam rantai pasokan, memastikan bahan selalu tersedia dan distribusi tetap lancar.
Kepatuhan Regulasi
Di era ini, kepatuhan terhadap regulasi sangat penting. Perencanaan produksi memastikan proses produksi memenuhi semua standar dan aturan yang berlaku, menghindarkan dari potensi masalah hukum atau operasional.
Sustainability
Dengan fokus pada efisiensi sumber daya dan pengurangan limbah, perencanaan produksi yang baik mendukung inisiatif keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan, yang semakin penting di era industri 4.0.
Solusi Digital Production Planning
Untuk mencapai perencanaan produksi yang efisien, diperlukan solusi yang dapat merencanakan dan mengelola sumber daya secara tepat. Di era industri 4.0, teknologi memungkinkan proses produksi terhubung satu sama lain, memberikan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi.
Digitalisasi Production Planning adalah solusi tepat bagi perusahaan untuk memastikan perencanaan produksi yang lengkap dan efisien.
Fungsi dan Tujuan
Membantu Perencanaan Produksi: Memastikan proses produksi terencana dengan baik.
Memantau Persediaan Bahan Baku: Mengawasi ketersediaan bahan baku untuk produksi.
Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja: Mengatur kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan jadwal produksi.
Mengoptimalkan Kapasitas Produksi: Memaksimalkan penggunaan kapasitas produksi yang ada.
Fitur Penting
Jadwal Produksi Terintegrasi: Membuat jadwal produksi yang terkoordinasi dengan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin, untuk memastikan target produksi tercapai tepat waktu.
Dynamic Production Workflow Management: Menyesuaikan alur kerja produksi secara real-time sesuai perubahan permintaan atau kondisi produksi, sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan kebutuhan.
Optimisasi Proses: Menganalisis dan memperbaiki proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan, mengidentifikasi bottleneck, dan meningkatkan produktivitas.
Bill of Materials (BOM): Mengelola daftar bahan dan komponen yang diperlukan untuk produksi, memastikan ketersediaan material, dan mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok.
Pelaporan dan Analitik: Menyediakan laporan dan analisis mendetail mengenai kinerja produksi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Integrasi dengan Sistem dan Mesin Lain: Menghubungkan sistem perencanaan produksi dengan ERP atau MES, selain itu kemudahan integrasi dengan mesin-mesin yang ada di produksi mempermudah aliran data dan koordinasi antar departemen.
Manfaat
Dengan Production Planning, perusahaan dapat:
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi
Memperbaiki kualitas produk
Mengoptimalkan kapasitas dan sumber daya
Menjaga konsistensi dalam proses produksi
Meminimalkan ketidakefisienan dalam supply chain
Kesimpulan
Di era Industri 4.0, perencanaan produksi menjadi semakin penting. Dengan strategi, teknologi, dan solusi yang tepat, perusahaan dapat mencapai efisiensi, fleksibilitas, dan daya saing yang lebih tinggi. Implementasi solusi smart manufacturing adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di masa depan industri.
Digitalisasi perencanaan produksi dapat mengubah cara perencanaan dilakukan dan memberikan banyak manfaat. Dengan fitur-fitur canggih, semua pekerja di lantai produksi bisa merasakan manfaatnya.
Jelajahi solusi production planning dan konsultasikan dengan kami untuk melihat bagaimana solusi ini dapat berdampak positif bagi perusahaan Anda.
Comments