Pemeliharaan yang efektif merupakan faktor penting dalam memberikan pekerjaan berkualitas yang menyediakan sumber daya tepat waktu dengan biaya minimal. Namun, pekerja yang berada di bidang maintenance memahami bahwa kehandalan mesin tidak diperoleh dengan mudah.
Perusahaan perlu mengatur tolok ukur dalam mengukur efektivitas saat ini, memprediksi kinerja di masa depan, dan menggunakan data yang diperoleh untuk memahami dimana harus melakukan perbaikan.
Salah satunya adalah menggunakan KPI dan metrik maintenance untuk memahami kinerja mesin dan peralatan. Disini akan dijelaskan KPI dan metrik utama yang sangat penting untuk diidentifikasi oleh mesin dan peralatan apapun di shop-floor.
Apa KPI Maintenance?
Key performance indicator (KPI) di maintenance mengukur seberapa baik pengerjaan dalam mencapai goals maintenance, seperti mengurangi downtime atau memangkas biaya. KPI maintenance adalah tolok ukur untuk shop-floor dan mengamati di mana tim sekarang, seberapa jauh masih harus melangkah, dan apa yang perlu dilakukan untuk sampai ke sana.
Apa Metrik Maintenance?
Metrik maintenance adalah pengukuran yang memberikan insight tentang bagaimana segala sesuatu dan setiap orang beroperasi di shop-floor. Mereka mengukur aktivitas pemeliharaan harian, dan dengan demikian, menggambarkan bagaimana pekerja dan aset bekerja.
Apa Saja Metrik Maintenance?
Terdapat 2 kategori metrik maintenance yang penting untuk diperhatikan, yaitu metrik kinerja aset dan metrik operasional. Memahami masing-masing membantu menghubungkan antara tindakan dan dampak, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan meningkatkan kinerja.
1. Metrik Kinerja Aset
Mean Time To Repair (MTTR)
Metrik maintenance yang mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki peralatan yang rusak. Ini mencerminkan seberapa cepat suatu perusahaan dapat menanggapi kerusakan yang tidak direncanakan dan memperbaikinya.
MTTR menghitung periode antara awal kejadian dan saat sistem kembali ke produksi.
Cara menghitungnya MTTR adalah:
MTTR= (Jumlah waktu downtime/Jumlah waktu total perbaikan)
Contoh:
Anda menghabiskan waktu 50 jam untuk unplanned maintenance suatu mesin yang telah rusak 8 kali dalam setahun, maka hasil MTTR nya 6,25 jam.
Ahli maintenance merekomendasikan angka ideal MTTR di bawah 5 jam.
Mean Time Between Failure (MTBF)
Adalah waktu rata-rata antara kerusakan sistem. MTBF adalah metrik maintenance yang penting untuk mengukur kinerja, keselamatan, dan desain peralatan, terutama untuk aset kritis. Ini juga digunakan untuk menentukan keandalan suatu aset.
Jika mengetahui berapa lama suku cadang atau peralatan tertentu yang bertahan, akan lebih mudah untuk memprediksi dan mempersiapkan kegagalan atau menjadwalkan beberapa pekerjaan pencegahan.
Untuk menghitung MTBF, membagi total waktu operasional dengan jumlah kegagalan:
MTBF= (Jumlah waktu operasional/jumlah total kegagalan)
Contoh:
Suatu mesin beroperasi untuk 1.000 jam dalam setahun. Dalam tahun ini, mesin rusak sebanyak 8 kali. Sehingga, MTBF untuk mesin tersebut adalah 125 jam.
Overall Equipment Effectiveness (OEE)
OEE adalah metrik maintenance yang mengukur tingkat produktivitas aset. OEE adalah kombinasi dari tiga faktor yang memberi tahu Anda seberapa efisien suatu aset selama proses pembuatan: ketersediaan aset, kinerja aset, dan kualitas produksi.
Memahami OEE dan kerugian yang mendasarinya, perusahaan dapat memperoleh informasi yang signifikan tentang cara meningkatkan proses manufaktur. Dengan menggunakan metrik ini dapat mengidentifikasi apa yang berdampak negatif pada produksi sehingga dapat menghilangkannya.
Perhitungan OEE:
OEE=Availability x Performance x Quality
Contoh:
Suatu mesin seharusnya berjalan selama 12 jam, tetapi mengalami kerusakan dan hanya berjalan 11 jam. Sehingga availability nya 0,917 atau 91,7%
Suatu mesin beroperasi selama 12 jam dengan tingkat produksi maksimum 1.000 unit per jam. Throughput maksimum menjadi 12.000. Namun, jika mesin tersebut hanya memproduksi 11.500 unit dalam waktu tersebut, skor performance nya adalah 0,958 atau 95,8%.
Mesin memproduksi 12.000 unit dalam 12 jam kerja, tetapi 300 unit cacat produksi. Maka jumlah unit yang digunakan 11.700. Oleh karena itu, skor quality nya adalah 0,975 atau 97,5%
Setelah dapat 3 komponen, maka OEE bisa dihitung
OEE = 0,917 x 0,958 x 0,975 = 0,857 (85,7%)
Patokan untuk skor OEE terbaik adalah 85%
Unduh panduan lengkap OEE disini.
2. Metrik Operasional
Planned Maintenance Percentage
Planned Maintenance Percentage adalah metrik maintenance yang mengukur jumlah tugas planned maintenance dibandingkan dengan semua tugas pemeliharaan. Dijelaskan sebagai persentase total jam pemeliharaan yang dihabiskan untuk planned maintenance dalam periode tertentu.
Planned Maintenance Percentage adalah metrik penting untuk melacak kesehatan program preventive maintenance dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi reactive maintenance.
Perhitungannya sebagai berikut:
PMP=(waktu pemeliharaan terjadwal/total jam pemeliharaan) x 100
Contoh:
Jika dalam sebulan menghabiskan 175 jam untuk planned maintenance dan 200 jam untuk semua maintenance, maka PMP menjadi 87,5%
Perusahaan dengan pemeliharaan terbaik di kelasnya memiliki PMP 85% atau lebih tinggi.
Preventive Maintenance Compliance
Preventive Maintenance Compliance mengukur persentase tugas preventive maintenance yang telah diselesaikan sesuai jadwal dalam periode waktu tertentu. Preventive Maintenance Compliance adalah salah satu alat yang dapat digunakan tim maintenance untuk melacak keefektifan program preventive maintenance dan efisiensi proses mereka. Bersama dengan planned maintenance percentage memungkinkan mengoptimalkan jadwal pemeliharaan, menggunakan sumber daya secara efektif, dan memastikan aset dapat diandalkan sebaik mungkin.
Perhitungannya sebagai berikut:
PMC=(jumlah preventive maintenance yang selesai/total preventive maintenance terjadwal) x 100
Contoh:
Jika sebulan yang lalu memiliki 50 preventive maintenance terjadwal, tetapi hanya 40 preventive maintenance yang telah dilakukan. Maka PMC nya adalah 80%.
Jika ingin membandingkan operasi maintenance, PMC kelas dunia dianggap 90%.
Cara Melacak KPI dan Metrik Maintenance
Ada 3 hal yang diperlukan dalam mengukur dan melacak KPI dan metrik maintenance: alat, orang, dan proses.
Alat yang tepat menangkap angka dan menghitung metrik. Proses yang tepat mengubah data menjadi informasi, dan informasi menjadi strategi. Terakhir, orang yang tepat membantu perusahaan dalam menjalankan alat, menjalankan proses, dan menerapkan strategi.
CMMS adalah salah satu alat terbaik untuk mengumpulkan informasi yang akurat dari setiap metrik maintenance, aset, dan perintah kerja. Ini juga memungkinkan manajerial membuat proses, seperti laporan otomatis, yang menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Software CMMS juga memudahkan orang untuk melakukan, mengukur, dan meningkatkan pekerjaan mereka.
Dengan adanya KPI dan metrik akan membantu menjelaskan bagaimana cara menurunkan downtime, mencapai tujuan bisnis secara keseluruhan, dan meningkatkan produksi. Perusahaan tidak dapat menggunakannya kecuali memiliki infrastruktur yang tepat, seperti peralatan, staf, truk pengiriman, dan lainnya. Sebelum data dapat membuat perbedaan pada pekerjaan, perlunya membangun sistem yang mendukungnya, termasuk alat, proses, dan orang yang tepat. Dengan memastikan telah membuat fondasi yang kokoh, tim dapat memanfaatkan kekuatan KPI dan metrik maintenance lalu naik ke level baru.
Comments