Seiring dengan dimulainya masa transisi menuju new normal di berbagai tempat, perusahaan pun telah bersiap untuk kembali beroperasi. Mempersiapkan keberlanjutan bisnis setelah lockdown kini menjadi prioritas. Sayangnya, perusahaan masih belum bisa kembali sepenuhnya, belum bisa beroperasi seperti sedia kala. Ada fase dan pertimbangan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis di masa ini.
Sebagai dasar untuk sebuah bisnis bisa kembali beroperasi, yang harus dilakukan pertama kali adalah memantau kebijakan pelonggaran lockdown dari pemerintah setempat. Terutama apabila perusahaan memiliki cabang di daerah lain, harus ada dasbor yang memuat kondisi tiap cabang beserta kebijakan pemerintah setempat yang diperbarui secara berkala agar monitoring dan pengukuran strategi dapat dilakukan dengan tepat.
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang memperhatikan karyawannya. Sebagai seorang manajer, sudah menjadi kewajiban untuk rutin berinteraksi dengan anggota tim baik yang bekerja di kantor maupun yang bekerja di rumah. Perusahaan harus mulai mengevaluasi kebutuhan karyawan untuk mempersiapkan kembalinya aktivitas bisnis. Apakah kekurangan tenaga kerja bisa diatasi dengan memanggil kembali orang-orang yang dirumahkan ataukah melakukan proses rekrutmen orang baru?
Yang tidak kalah penting, tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan meskipun bisnis masih belum beroperasi, atau beroperasi secara terbatas. Tetap berinteraksi dengan konsumen dapat membantu mereka tetap mengingat brand dan perusahaan kita. Jadi jika sewaktu-waktu bisnis beroperasi kembali, konsumen akan langsung mengingat untuk berbisnis dengan kita, bukan kompetitor. Dengan tetap mempertahankan hubungan pelanggan, loyalitas bisa tetap dipertahankan. Kita bisa mencontoh dari strategi Nike dalam mempertahankan pelanggan yang telah dibahas di artikel sebelumnya
Stakeholder lainnya yang harus diperhatikan adalah supplier. Apakah supplier sanggup memasok bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi? Langkah apa yang harus diambil perusahaan jika supplier tidak bisa mengirim tepat waktu? Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan lebih detail agar bisa mempersiapkan berbagai skenario.
Langkah terakhir yang harus dilakukan sebagai dasar untuk membuka kembali sebuah bisnis adalah menyusun perencanaan sanitasi dan keamanan di lingkungan perusahaan/bisnis. Mengingat belum tersedianya vaksin, menjaga jarak akan menjadi solusi yang masih akan terus dilakukan. Menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan WHO dan pemerintah. Tim yang bertanggung jawab harus mempertimbangkan bagaimana merombak tempat kerja agar para karyawan bisa bekerja dengan jarak aman, bagaimana membagi jadwal pulang-pergi karyawan, menyusun peraturan penggunaan fasilitas umum di kantor dan membuat jadwal kapan sterilisasi harus dilakukan.
Aspek-aspek di atas merupakan bentuk pengukuran yang harus dilakukan perusahaan dalam mempersiapkan diri untuk kembali beroperasi, meskipun nanti pada eksekusinya tetap memerlukan penyesuaian. Semua pengukuran ini dilakukan dengan harapan bisnis bisa mulai bangkit dan siap menghadapi wajah baru dunia bisnis yang menanti setelah COVID-19 usai.
Untuk bisa beroperasi kembali, perusahaan membutuhkan usaha lebih. Karena berjalannya bisnis kini bukan sekedar kembali normal seperti sebelum terjadi pandemi, melainkan ada perubahan yang mengiringi seperti perubahan aktivitas perekonomian, norma serta perilaku sosial masyarakat. Untuk menghadapi perubahan-perubahan ini tentunya dibutuhkan strategi dan pendekatan yang berbeda.
Melalui wabah ini rasanya juga cukup memberikan pembelajaran bagi sebagian besar bisnis. Pandemi ini menghadirkan peluang dan kebutuhan (yang tidak disadari sebelumnya) bagi banyak perusahaan untuk membangun kompetensi yang mereka harapkan mereka investasikan sebelumnya. Yaitu menjadi lebih digital, berbasis pada data, dan lebih memanfaatkan cloud agar bisa lebih agile dalam penggunaan otomasi di kegiatan operasi untuk membangun kapabilitas yang lebih kuat. Pada akhirnya, agility atau kelincahan akan menjadi inti dari kapabilitas jangka panjang sebuah bisnis. Sebagai seorang pemimpin hendaknya kiita mempertimbangkan langkah-langkah yang kita ambil untuk kembali beroperasi sebagai langkah awal dalam perjalanan panjang transformasi digital yang lebih luas.
Referensi:
Comments