top of page
Search
  • Writer's pictureMachine Vision Indonesia

Belajar dari Cara Google Membangun Learning Culture




Budaya perusahaan kini mulai menjadi pertimbangan bagi generasi millennial dan generasi Z dalam mencari pekerjaan. Orang-orang generasi ini kebanyakan mencari perusahaan yang dapat membantu mereka mengembangkan karir dan mempelajari banyak hal baru untuk meningkatkan skill. Lagipula, telah banyak penelitian yang membahas keterkaitan antara learning culture dengan tingkat kepuasan serta retensi karyawan.


Learning culture merupakan sesuatu yang harus menjadi perhatian perusahaan jika ingin terus kompetitif dan bertahan dalam jangka panjang. Mengingat di era revolusi industri 4.0 ini banyak terjadi pergeseran kebutuhan skill manusia akibat adanya teknologi otomasi dan artificial intelligence (AI). Perusahaan yang memiliki budaya belajar yang kuat akan lebih siap dalam menyesuaikan perubahan kebutuhan skill yang akan terjadi di masa depan. Maka dari itu, perusahaan perlu memfasilitasi karyawannya dalam mengasah skill baru agar mereka juga bisa beradaptasi.


Jika berbicara tentang budaya perusahaan, budaya belajar, kita tidak bisa melewatkan Google. Di google, 80% pelatihan dilakukan antar karyawan. Program ini mereka sebut Googler-to-Googler (g2g). Pembelajaran kolaboratif menjadi nilai yang diusung oleh Google. Mereka meyakini bahwa karyawan tumbuh dan berkembang dengan mengajarkan apa yang mereka ketahui kepada karyawan lain. Sementara karyawan dapat belajar jauh lebih banyak dari praktisi, orang-orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan langsung tentang sepak terjang apa yang dikerjakannya.


Setiap karyawan di Google dapat terlibat langsung untuk saling membantu rekan kerjanya belajar, baik melalui menjelaskan materi, mentoring 1:1, ataupun mendesain bahan pembelajaran yang akan disampaikan.


Cara ini terbukti membantu banyak karyawan Google -atau Googler- untuk meng-upgrade skill mereka pada ilmu-ilmu dan peluang baru. Sebagai contoh, ketika hampir semua orang di dunia beralih menggunakan smartphone, ribuan Googler menjalani bootcamp untuk memperoleh pelatihan seputar Android, yang mana pelatihan ini diadakan oleh para Googler yang selama ini mengerjakan Android.


Salah satu faktor pendorong keberhasilan program g2g dari Google ini adalah sifatnya yang sukarela. Karyawan secara sukarela berpartisipasi menjadi fasilitator sehingga mereka tidak merasa terbebani untuk meluangkan waktu dan berbagi ilmu dengan karyawan lain.


Lalu, bagaimana program g2g ini bisa berhasil dilakukan untuk mendukung tumbuhnya budaya yang menjunjung tinggi proses belajar?

  • Adanya dukungan yang kuat dari atasan. Karyawan perlu mengetahui bahwa para pemimpin di atasnya meyakini pembelajaran sebagai bagian penting dari pekerjaan, serta memberi dukungan penuh pada karyawannya untuk terus belajar.

  • Tanamkan program pembelajaran sebagai core value di perusahaan. Dengan begitu tidak hanya divisi HR atau manajer, tetapi setiap orang di perusahaan akan memiliki rasa tanggung jawab untuk memastikan program pembelajaran antar karyawan berjalan dengan baik.

  • Mulai menerapkan budaya belajar sedini mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Mulai menekankan pada semua karyawan bahwa pembelajaran adalah bagian dari pekerjaan setiap orang dan menjadikannya bagian dari kegiatan orientasi karyawan baru.

  • Membangun kepercayaan diri karyawan. Memotivasi karyawan untuk melakukan hal baru di samping pekerjaannya dengan memberi kepercayaan dan kebebasan bahwa mereka bisa melakukannya dengan baik, memberi gambaran besar output yang mereka kerjakan, serta memberi saran yang membangun.

Dari budaya belajar yang diterapkan oleh Google, dapat kita pahami bahwa perusahaan yang menganut budaya belajar akan menciptakan lingkungan yang mendorong rasa ingin tahu dan knowledge sharing antar karyawannya, yang implikasinya mengarah pada bisnis yang lebih baik. Budaya yang dimiliki Google ini mungkin saja tidak sesuai untuk diterapkan di perusahaan anda. Tetapi dengan kita mengetahui bagaimana sebuah perusahaan bisa menerapkannya dengan baik, kita bisa mengambil pembelajaran dan menciptakan budaya yang lebih sesuai untuk perusahaan masing-masing.


Referensi:


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page