Dalam perusahaan yang unggul secara operasional, atau bahasa manufakturnya telah mencapai operational excellence, setiap orang dalam perusahaan tersebut mengetahui kontribusinya masing-masing terhadap aliran nilai kepada pelanggan. Mereka dapat mengidentifikasi kapan aliran tersebut normal atau tidak normal, dan tahu bagaimana memulihkan kelainan dan penyimpangan apapun tanpa bantuan manajemen.
Karena setiap karyawan secara proaktif bertanggung jawab atas tugas mereka, para pemimpin perusahaan yang unggul secara operasional dapat mengalihkan fokus mereka dari mengelola aktivitas sehari-hari dan fokus pada inovasi berkelanjutan dan aktivitas lainnya untuk meningkatkan pendapatan berulang.
Prinsip-prinsip panduan operational excellence, juga dikenal sebagai prinsip Shingo, adalah dasar untuk membangun budaya operational excellence yang berkelanjutan di perusahaan mana pun. Prinsip ini dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga kategori ini:
Cultural enablers
Continuous improvement
Enterprise alignment
Bagaimana cara mulai mengimplementasikan operational excellence?
Untuk memastikan keberhasilan rencana implementasi operational excellence di perusahaan, Anda perlu melakukan tujuh fase ini:
Fase 1: Mengatur
Yang pertama harus Anda lakukan yaitu menentukan visi dan misi yang ingin Anda capai, lalu Anda harus memilih anggota tim yang akan menjadi agent of change serta menentukan peran mereka dalam misi membangun operational excellence.
Fase 2: Menilai dan mendokumentasikan
Setelah tim terbentuk, Anda bisa mulai mendokumentasikan dan mengumpulkan data terkait kondisi perusahaan saat ini.
Adakan diskusi dengan tim frontline untuk mendapatkan masukan yang realistis mengenai proses yang mereka kerjakan. Setelah Anda memperoleh gambaran, pelajari proses yang sekiranya perlu ditingkatkan dan beri penilaian berdasarkan skala kepentingan.
Fase 3: Mengidentifikasi perbaikan
Di fase ketiga ini Anda perlu menjabarkan inisiatif perbaikan proses dan perubahan budaya yang diperlukan untuk mendukung rencana implementasi operational excellence. Jangan lupa untuk membuat timeline serta mendokumentasikan langkah-langkah proyek.
Fase 4: Penetapan Tujuan
Jika Anda sudah berada di tahap ini, artinya Anda harus mulai mendefinisikan tujuan Anda. Perlu digaris bawahi bahwa tujuan yang Anda buat harus SMART (specific, measurable, achievable, relevan, dan time-bound). Setelah tujuan terdefinisikan dengan baik, tentukan KPI dan atur peringkatnya berdasarkan skala kepentingan. Anda juga harus menetapkan tanggung jawab pelacakan dan pemantauan ke anggota tim dan para leader di perusahaan.
Fase 5: Jalankan
Ketika semua rencana dan strategi sudah tersusun, saatnya mengkomunikasikan rencana tersebut kepada semua orang di perusahaan mulai dari pimpinan, manajemen hingga karyawan. Sebagai pengenalan, Anda bisa mengadakan pelatihan bagi karyawan. Baru setelah semua orang sadar tentang rencana ini, Anda bisa mulai menjalankan rencana perubahan tersebut.
Fase 6: Evaluasi Dampak
Selama strategi menuju operational excellence dijalankan di seluruh perusahaan, jangan lupa untuk selalu mendokumentasikan perbaikan dan feedback dari setiap orang. Lakukan monitoring kinerja secara rutin untuk memastikan progress pencapaian target yang Anda tetapkan.
Fase 7: Konsolidasi
Langkah terakhir yakni meninjau kerangka operational excellence yang telah berjalan dan membuat perubahan yang diperlukan. Di tahap ini, Anda dan tim perlu menyusun rencana untuk terus meningkatkan proses dan budaya di perusahaan serta menentukan inisiatif operational excellence berikutnya.
Comentarios